Postingan

Entri yang Diunggulkan

Review Bebas: Buku Membasuh Luka Pengasuhan oleh Diah Mahmudah

Gambar
Buku Membasuh Luka Pengasuhan oleh Diah Mahmudah Bismillahirrahmaanirrahiim.. Masa pandemi ini menjadi momen yang tepat bagi banyak orang untuk mulai menyadari isu-isu mental health, tidak terkecuali juga aku. Dimulai dari sadarnya bahwa ada yang salah dengan diri ini, lalu berlanjut dengan banyaknya seminar online yang mengajak untuk mengecek kesehatan mental diri sendiri, hingga akhirnya aku dipertemukan dengan Teh Diah dan Pak Dandi, sepasang psikolog fenomenal yang mengelola Dandiah Care Center, berkompetensi sebagai marital counselor juga psikoterapis. Tanpa banyak pertimbangan, aku langsung memesan Buku Trilogy Positive Parenting yang saat itu baru saja open pre-order karena merasa punya masalah tema luka pengasuhan. Ketika baru datang, masya Allah rasanya nano-nano sekali membaca salah satu bukunya yaitu Buku Membasuh Luka Pengasuhan. Saat membacanya, saat itu pula aku merasa perjalanan mentalku akan dimulai. Buku Membasuh Luka Pengasuhan dipersembahkan oleh Teh Diah d

Bedah Buku Andrea Yates: Belajar dari Tragedi

Gambar
Andrea Yates adalah seorang ibu 5 anak yang mengaku 'mengirim' anak-anaknya ke surga karena tidak ingin anak-anaknya masuk neraka karena kelakuan buruk mereka yang nyatanya masih wajar untuk anak-anak di bawah 10 tahun. Tak masuk di akal dan nalar kelakuan seorang ibu yang seperti itu. Mengapa tega seorang ibu menghabisi nyawa anak-anaknya sendiri? Sedih dan miris. Nyatanya, Andrea Yates memilih menjadi pahlawan untuk anak-anaknya. Biarlah ia masuk neraka tapi anak-anaknya bisa masuk surga karena meninggal di usia dini (belum baligh kalau versi Islamnya). Ini justru menunjukkan kasih sayang Andrea pada anak-anaknya.  Sayangnya, Andrea terlahir di keluarga yang relijius dengan segala aturan dan norma yang wajib dipatuhi. Sejak kecil ia terbiasa dengan hukuman dan ancaman neraka hingga super ego dalam dirinya dengan kuat menghukum dirinya sendiri saat berbuat kesalahan bahkan yang kecil sekalipun. Itulah yang membuatnya merasa tak ada harapan bagi kelima anaknya dengan kelakuanny

Review Film Inside Out: Belajar Mengenal Emosi

Gambar
Aku deadliner lagii pemirsaaah. Baiklah, meskipun sudah lama nontonnya, tapi karena waktu itu jiwa perfeksionisnya muncul, berharap ada film yang lebih menarik dibahas, jadilah tidak jadi menulis review film ini. Namun, pada akhirnya karena kesibukan dan ujian hidup tiada akhir datang menerpa, kesempatan menonton film yang lain itu tidak datang. So, daripada tidak setor, mari syukuri apa yang ada saja. Lanjutt.. Oh iya, awalnya sejak tahu tema Tantangan Mamah Gajah Ngeblog bulan Juni yang tertulis di link ini adalah Film Keluarga, diri ini sudah berencana menulis sebuah Dorama Jepang berjudul Kazoku Game (Family Game). Sayangnya karena yang disuruh adalah film dan bukan serial maka niat itu saya urungkan. Meskipun serial drama itu benar-benar keren banget sih dah. Sesungguhnya dulu sekali saya sudah pernah menulis reviewnya, tetapi memang belum selesai karena saking semangatnya saya mau bercerita dan menganalisis secara detail tentang series tersebut. Bagian awal review saya tulis di

Filosofi Masak dan Makan Ala Saya

Gambar
Halo readers! Meskipun hampir saja tidak ikut, tapi akhirnya hari ini saya menulis lagi berkat adanya tantangan dari Mamah Gajah Ngeblog seperti yang tercantum dalam link https://mamahgajahngeblog.com/tema-tantangan-mgn-mei-resep-masakan-andalan/. Resep Masakan Andalan adalah tema tantangan Mamah Gajah Menulis bulan Mei yang menurut saya cukup sulit. Apa pasal? Meskipun saya suka makan tapi nyatanya saya tidak begitu jago masak! Kalau orang lain masak berjam-jam lalu merasa kenyang dan ingin makan yang lain setelah masak, saya sebaliknya! Saya tidak suka banyak menghabiskan waktu di dapur untuk mengolah makanan yang kemudian akan dimakan sekejap saja oleh saya sendiri! Saya bahkan bisa comot sepotong ayam atau beberapa potong tempe untuk sendiri sebelum masakannya benar-benar siap dihidangkan. Hadehh!  Makanan favorit saya adalah olahan telur, ayam, dan susu. Masakan sehari-hari yang saya buat ya tentunya seputar itu-itu lagi. Jangan tanya kenapa ya. Entah kenapa saya hanya termotivasi

Teh Diah Mahmudah: Penulis Buku Anger Management yang Inspiratif

Gambar
Setahun lebih pandemi mengguncang dunia, menjadi ujian bagi seluruh umat manusia. Namun Allah berfirman, innama'al 'usri yusroo , bersama kesulitan ada kemudahan. Iya, kesulitan bersama-sama dengan kemudahan, dengan hikmah, dengan kenikmatan, SEPAKET. Demikian kata Teh Irianti Usman di acara Workshop Tazkiyatun Nafs tanggal 17 April 2021 kemarin. Apa itu Workshop Tazkiyatun Nafs? Mari kita skip dulu, akan dibahas kemudian. Pandemi datang sepaket dengan berbagai hikmahnya yang berbeda bagi tiap orang. Tapi, bagi sebagian besar orang dan bagiku, pandemi memberikan kesadaran akan kesehatan mental dan memberi jeda bagi diri sendiri dari kesibukan duniawi yang tiada habisnya. Banyak praktisi yang menggaungkan kesehatan mental di masa pandemi ini, tapi aku akan membahas satu penulis perempuan yang menginspirasi tentang segala hal mengenai kesehatan mental yang tentunya sebagai Sarjana Kimia, diriku masih awam sekali. Tulisan ini juga aku buat untuk memenuhi Tantangan Blogging Mamah G

High Arched Palate: Diagnosa Anak Kedua

Saat sedang bebersih berkas dan isi lemari, saya menemukan surat dokter untuk cuti kuliah di tahun 2019 karena suatu kondisi anak kedua saya yang saat itu sedang memerlukan perhatian khusus. Saya saat itu berpikir anak saya hanya punya kondisi khusus saja dan dengan berbekal sabar dan ikhtiar insya Allah sembuh. Setelah sedikit browsing, ternyata tidak sesederhana itu juga kala melihat diagnosa dokter yang tertulis dalam surat. High arched palate, itu diagnosa yang dituliskan untuk anak kedua kami di 3 bulan usianya setelah saya mengalami kesulitan menyusui sejak hari pertama ia mau menyusu. Hari ini, alhamdulillah anaknya sudah jadi balita yang insya Allah sehat, aktif, dan supel. Mengingat usianya sebentar lagi akan menginjak 2 tahun, sudah waktunya akan disapih, tapi mengingat perjuangan saya dulu untuk bisa memberinya banyak ASI kok rasanya tidak tega. Saya merasa hanya baru-baru ini saja ia menikmati proses menyusui setelah berbulan-bulan lamanya berjuang dan menderita sebagai bay

Hello Again My Blog

Gambar
Tak ada angin tak ada hujan (eh ada deng, sekarang sedang musim hujan), tetiba dapat DM dari seseteteh anggota Mamah Gajah Ngeblog dan diajak gabung, diri ini merenung sejenak. Sudah lama gak nulis di blog karena nulis-nulis (yg gak seberapa) panjang sudah beralih ke IG, khawatir gak bisa memenuhi ekspektasi sebagai anggota komunitas. Eh tapi ternyata tetehnya sedang nyari anggota. Yowes bismillah, semoga dengan gabung jadi lebih istiqomah menulis. Toh memang sebetulnya lebih enak, lebih bebas, dan lebih rapih nulis di blog sih. Cuma karena merasa kurang interaksi dengan pembaca jadinya pindah ke IG.  Pertama kali gabung dengan komunitas ngeblog rasanya amaze. Di sana dikasih list tema tantangan menulis tiap bulan dan semua membernya wajib saling blogwalking dan komentar. Setidaknya blognya terjamin bakalan lebih rame pengunjung. Dan saya sebagai pembaca juga ga bingung lagi harus ke mana untuk membaca tulisan-tulisan menarik. Ya memang kadang ingin lebih aktif baca-baca tulisan seseor

Hipnoparenting dan Pentingnya Menjadi Ibu Bahagia

Bismillah.. Mencoba mencerna takdir yang Allah hadirkan selama beberapa hari terakhir ini. Diawali dari menemukan sebuah channel YouTube bernama haegreendal yang banyak bercerita tentang kehidupan ibu rumah tangga. Ada pernyataan yang kuingat, "Meskipun kamu sudah jadi istri dan ibu dari seseorang, kamu tetaplah diri kamu, jadi jangan lupa berikan waktu untuk dirimu sendiri." Aku yakin semua ibu di sini pasti tidak ada yang tidak struggling menjalani perannya. Jika belum ada yang berkata padamu, ijinkan aku yang berkata, "Terima kasih atas kerja kerasmu, kamu ibu yang hebat. Kamu sangat berhak bahagia, luangkan waktu untuk bahagiamu ya." - Nurul Nanda Yang aku suka dari channel itu adalah, di setiap videonya, dia selalu memberikan waktu untuk dirinya, berterima kasih atas kerja keras yang sudah dilakukannya. Tak perlu menunggu orang lain melakukannya, harus kita duluan yang mengapresiasi diri sendiri. Itulah yang dimaksud bahagia ada dalam diri sendiri. Lalu bakat