Hipnoparenting dan Pentingnya Menjadi Ibu Bahagia

Bismillah..

Mencoba mencerna takdir yang Allah hadirkan selama beberapa hari terakhir ini. Diawali dari menemukan sebuah channel YouTube bernama haegreendal yang banyak bercerita tentang kehidupan ibu rumah tangga. Ada pernyataan yang kuingat, "Meskipun kamu sudah jadi istri dan ibu dari seseorang, kamu tetaplah diri kamu, jadi jangan lupa berikan waktu untuk dirimu sendiri." Aku yakin semua ibu di sini pasti tidak ada yang tidak struggling menjalani perannya. Jika belum ada yang berkata padamu, ijinkan aku yang berkata,
"Terima kasih atas kerja kerasmu, kamu ibu yang hebat. Kamu sangat berhak bahagia, luangkan waktu untuk bahagiamu ya." - Nurul Nanda
Yang aku suka dari channel itu adalah, di setiap videonya, dia selalu memberikan waktu untuk dirinya, berterima kasih atas kerja keras yang sudah dilakukannya. Tak perlu menunggu orang lain melakukannya, harus kita duluan yang mengapresiasi diri sendiri. Itulah yang dimaksud bahagia ada dalam diri sendiri. Lalu bakat connectedness yang kupunya menjadi aktif ketika pagi ini ngebut membaca Kulwap di Grup WA KIB (Komunitas Ibu Bahagia) tentang hipnoparenting oleh Mba Eka. Katanya sebelum bisa melakukan hipnoparenting atau hipnoterapi kepada anak, kita harus melakukan hipnoterapi terhadap diri sendiri dulu. Kita sebagai orang tua sebaiknya bisa menjaga emosi tetap tenang dan sabar supaya siap menghadapi tantangan. Caranya? Mengawali hari dengan memberi perhatian pada diri sendiri yaitu bisa dengan relaksasi, menyadari semua yang kita rasakan dengan indera kita, menyadari napas kita, sholat, mengaji, berdoa, bisa apa saja.

Aku pun masih berjuang, bahkan berjuang untuk lebih mengenal diri sendiri, menyadari apa yang aku rasakan dan bagaimana mengatasinya. Menikah dan punya anak membuatku harus berusaha keras berkali lipat mengatasi semua permasalahan karena sekarang masalah keluargaku adalah masalahku juga. Memberikan waktu untuk diri sendiri terkadang sulit karena sebagai ibu rumah tangga merasa ada banyak pekerjaan lain yang harus diselesaikan. Tapi setelah tahu betapa pentingnya waktu untuk diri sendiri, sekarang aku mencoba melakukannya sesibuk apapun. Sholat wajib, yang sebanyak 5 waktu dalam sehari, adalah cara yang Allah berikan pada kita untuk bisa lebih fokus pada diri sendiri dan pencipta diri ini. Bahkan kapanpun kita butuh, Allah berikan banyak pilihan sholat sunnah. Yang menjadi masalah adalah kesadaran kita saat sholat, apakah kita benar fokus pada diri sendiri dan Allah atau malah memikirkan pekerjaan rumah yang tak ada habisnya?

Itu tadi sekilas tentang hipnoterapi pada diri sendiri. Sekarang tentang hipnoparenting. Apa itu? Singkatnya yaitu proses mendidik dan membentuk karakter anak melalui proses komunikasi dengan cara memasukkan sugesti-sugesti positif ke alam bawah sadar anak. Prakteknya tidak serta merta seperti hipnotis di acara-acara TV yang ketika ditepuk orang akan langsung tertidur dan berbicara sendiri sesuai kemauan orang yang menghipnotis. Dalam hipnoparenting, penting sekali untuk membangun kedekatan dengan anak agar sugesti-sugesti kita bisa diterima. Bagi ibu-ibu yang anaknya masih bayi dan balita, ini adalah waktu paling mudah memasukkan sugesti karena mereka masih dekat dengan kita karena masih sering disusui, digendong, dipeluk, waktu kebersamaan dengan ibunya masih sangat banyak, juga karena otak bayi dan balita masih seperti spons yang menyerap apapun yang ada di sekitarnya. Jangan heran mereka akan menjadi versi mini kita karena mereka selalu melihat kita dan akhirnya meniru.

Mengetahui ini, penyesalan datang, kok rasanya akhir-akhir ini merasa terganggu sekali dengan anak-anak, merasa ingin lepas sejenak dari mereka, saat membersamai anak malah jadi tidak fokus. Padahal banyak sekali kesempatan yang bisa kulakukan untuk memberikan banyak sugesti positif, selama mereka masih bersama ibunya, selama masih disusui dan digendong. Suatu hari aku pernah marah pada anakku, hanya sekali saja yang seperti itu, tapi besoknya langsung ia praktekkan pada boneka dan adiknya. Rasanya sedih melihatnya mencontoh satu kejelekanku yang hanya terjadi sekali saja, tapi berbagai kebaikan yang sejak lama aku coba biasakan padanya belum terlihat hasilnya. Ya begitulah hidup, harus terus istiqomah dalam kebaikan, karena kita tak tahu pada saat kapan anak akan sangat merekam perlakuan orang tuanya, seperti kita tak akan pernah tahu kapan ajal menjemput. Memang sudah takdirnya Allah menciptakan otak manusia lebih peka terhadap hal negatif dibanding hal positif. Satu kemarahan yang diterima anak hanya bisa dihapuskan dengan 7 kali lipat kebahagiaan dirasakannya. Seperti satu dosa yang hanya bisa terhapus dengan taubat dan mengerjakan kebaikan yang lebih banyak dari dosa tersebut. Sangat tidak sebanding. Makanya penting sekali yang namanya jaga emosi bagi ibu-ibu.

Lanjut, meskipun anak sudah tidak lagi bayi dan balita, ada cara untuk membangun kedekatan dengan anak yaitu dengan facing dan pacing. Facing adalah membangun kedekatan dengan pandangan mata yang tertuju pada anak saat kita berkomunikasi dengannya, anak pun harus diajak untuk menatap mata kita juga. Tentunya kita harus memberikan tatapan mata lembut dengan kasih sayang, bukan dengan tatapan mata penuh kemarahan. Ya itu tadi, sebelumnya harus hipnoterapi diri sendiri dulu agar tenang. Hanya dengan tatapan mata lembut, anak bisa merasakan pesan yang luar biasa. Selanjutnya, pacing adalah membangun kedekatan dengan teknik menyamai dan mengikuti lawan bicara baik verbal maupun non verbal. Intinya adalah mengulang kembali pernyataan yang diucapkannya juga meniru gerakan yang dilakukannya saat berbicara. Cara itu membuat perasaan anak diterima sehingga sugesti positif lebih mudah masuk.

Berikutnya yang tak kalah penting adalah saat-saat yang tepat memasukkan sugesti positif: saat anak mengantuk, 30 menit pertama anak tertidur, saat bermimpi, saat mengigau, 30 menit sebelum anak bangun, saat fokus membaca buku, saat anak fokus main game, saat asyik menonton, saat asyik menggambar, saat melamun, saat mengingat sesuatu, saat bingung, saat menangis, saat marah, saat sedih, saat takut, saat berdoa, saat kagum, saat terkejut, dan saat banjir informasi. Pada saat-saat yang disebutkan di atas, otak anak ada dalam kondisi gelombang alpha di mana saat optimal untuk memasukkan sugesti positif. Yang lebih menarik lagi, pada bayi dan balita, semua kondisi bisa dijadikan kesempatan untuk memasukkan sugesti positif. Saat menyusui, saat bermain bersama, saat mendongeng, saat menggendong, saat kelon sebelum tidur, dan saat bangun tidur, itu semua bisa dilakukan untuk memasukkan sugesti positif. Nikmat mana lagi yang aku dustakan ya Allah. Untuk semua ibu dengan anak-anak yang masih bayi dan balita, aku tahu kamu pasti lelah, setiap hari selalu sibuk untuk mereka, tapi mulai sekarang semua waktu yang kamu habiskan dengan kondisi yang positif bersama mereka pasti akan terbalas dengan sepadan di masa depan.

Secara singkat, tahapan melakukan hipnoparenting adalah sebagai berikut:
  1. Orang tua dan anak dalam keadaan tenang dan rileks. Untuk orang tua caranya dengan hipnoterapi pada diri sendiri dulu.
  2. Dilakukan di waktu yang tepat seperti yang dijabarkan di paragraf sebelumnya.
  3. Pakai alat bantu agar anak tenang dan rileks. Bisa dengan menyetel murrotal, acara kesukaan anak, atau memberikan buku kesukaan anak. Volume suara pelan agar sugesti kita dapat didengar anak.
  4. Lakukan kontak fisik seperti memeluk, mengusap kepala, dahi atau punggung.
  5. Memberikan kalimat afirmasi positif, hindari menggunakan kalimat negatif.
  6. Lakukan berulang-ulang.
  7. Tetap berpikir positif.
Terima kasih Teh Rena, Teh Lia, dan Mba Eka atas materi yang luar biasa. Bismillah mulai sekarang harus bisa memanfaatkan waktu bersama anak-anak dengan optimal sebelum mereka beranjak dewasa dan tidak lagi selalu bersama orang tuanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Handwriting Analysis (Analisis Tulisan Tangan/Grafologi) Bagian 2

Handwriting Analysis (Analisis Tulisan Tangan/Grafologi) Bagian 1

Senna's VBAC Story