BALI Journey: Day 1
Sebelumnya saya beritahukan bahwa saya suka menuliskan rincian perjalanan ini dengan sangat detail karena tiap kejadian yang kami alami menurut saya mengandung makna dan mungkin berguna bagi para pembaca sekalian juga. Tulisan ini tentunya saya jadikan juga sebagai dokumentasi terbaik yang bisa saya buat dengan menuliskannya sedetail mungkin :D
Sabtu, 22 Juni 2013
Melihat dari travel itinerary dari situs Air Asia yang kami cetak, penerbangan kami dijadwalkan pada jam 20.20. Sebelum berangkat ke Bandara Internasional Husein Sastranegara, di sore harinya tidak lupa kami melakukan check in secara online agar penerbangan yang kami pesan terverifikasi dan tidak hangus. Setelah melakukan check in secara online, kami sedikit santai karena jika check in online sudah dilakukan, kami tidak perlu terburu-buru sampai di bandara satu jam sebelum waktu keberangkatan. Setelah shalat magrib, kami memasukkan barang-barang ke dalam mobil dan mengamankan keadaan rumah. Setelah memastikan tidak ada urusan yang terlewat, kami langsung berangkat menuju bandara. Keadaan jalan malam ini terbilang cukup lancar dan perjalanan kami menuju bandara terasa sangat damai.
Penerbangan kami yang dijadwalkan pada pukul 20.45 pada kenyataannya sedikit terlambat karena justru open gate-nyalah yang pukul 20.45. Setelah masuk ke dalam pesawat dan duduk dengan manis, akhirnya pesawat lepas landas sekitar pukul 9 malam lebih. Aku yang baru kali ini menaiki penerbangan malam baru mengetahui bahwa ternyata pada penerbangan malam hari, pesawat mematikan lampu ketika lepas landas. Segera setelah roda pesawat terpisah dari landasan, gemerlap kota Bandung terlihat dari jendela di sebelah tempat dudukku. Gemerlap itu semakin lama semakin padat, semakin terang, dan kemudian kabut-kabut yang tipis muncul dari atas tanda bahwa kita sudah naik semakin tinggi menembus awan. Lampu pesawat tidak selamanya dimatikn ketika perjalanan ternyata, lampu dinyalakan kembali ketika pesawat sudah stabil di atas awan. Yah, gemerlap dunia di luar sudah tidak terlihat lagi karena kalah oleh cahaya dari dalam pesawat. Tak ada pemandangan di luar yang bisa dilihat, aku melakukan hal-hal remeh seperti membaca petunjuk keselamatan, katalog souvenir, dan menu makanan yang biasa terdapat di kantung depan kursi.
Suara awak pesawat yang terdengar di speaker mengumandangkan bahwa sebentar lagi kami akan mendarat di Bandara Internasional Ngurah-Rai Bali. Lampu pesawat kembali dipadamkan dengan alasan keselamatan. Apa yang sampai pada retina mataku adalah gemerlap kota di ujung sana, sementara di bawahku, di bawah pesawat ini nampak gelap tak ada satu cahayapun dari bawahnya. Itu adalah… tepian laut! Apa yang ada di bawahku saat ini adalah laut, yang gelap, yang tenang, tak ada cahaya terpantul, seperti berada di luar angkasa, apa yang ada di bawahku saat ini seperti kegelapan tanpa ujung di luar angkasa. Ya, informasi dari papa mengatakan bahwa memang landasan Bandara Ngurah-Rai itu menjorok ke laut. Hehehe, kita sudah sampai. Pendaratan berlangsung mulus, Alhamdulillah. Kami menempuh perjalanan selama 1 jam 20 menit, lebih cepat dari yang diberitakan awak pesawat sebelum berangkat tadi yang mengatakan perjalanan ini memakan waktu 1 jam 45 menit. Karena Bali sudah memasuki daerah WITA, maka waktu di sini lebih satu jam dibandingkan dengan ketika di Bandung (WIB).
![]() |
Di dalam bis yang mengantar kami dari landasan ke bandara |
![]() |
Resepsionis |
![]() |
Suasana kolam renang dan jalan tepat di depan kamar, indah |
![]() |
Di depan kamar kami berpose |
Kamar bertipe superior yang kami pesan di hotel berbintang tiga ini terbilang mewah untuk ukuran bintang tiga. Cukup luas untuk kami berlima meskipun kami harus memesan satu extra bed karena double bed-nya hanya cukup untuk 4 orang. Tarifnya adalah Rp 1.875.000,00 selama 3 malam. Sekitar Rp 625.000,00 semalam. Hm, standar lah ya untuk ukuran bintang tiga. Oh, tapi extra bed yang kami pesan sangat mahal! Rp 250.000,00 untuk satu malam beserta breakfast! Untuk 3 malam berarti harus mengeluarkan uang sebesar Rp 750.000,00 padahal biasanya hotel di Bandung hanya meminta Rp 100.000,00 semalam untuk satu extrabed beserta breakfast. Oh ternyata, setelah dilihat lagi arsip dari agoda.com, hotel yang kami pesan memberikan diskon sebesar 50%, itu berarti tarif yang sebenarnya jelas lebih mahal lagi (-__-). Memang standar tarifnya pulau Dewata yang tinggi, bukan extra bed-nya yang kemahalan.
Setelah segala urusan beres dan kami dapat menempati kamar dengan tenang, kami membersihkan diri dan beristirahat, bersiap untuk liburan yang sebenarnya esok hari (sebenarnya nanti pagi, melihat sekarang sudah pukul 01.30 WITA)! Apa yang aku bayangkan saat mengingat bahwa sebentar lagi liburan akan dimulai? Tentu saja PANTAI! Yeah! Selamat tidur :D
Continue to BALI Journey: Day 2
Setelah segala urusan beres dan kami dapat menempati kamar dengan tenang, kami membersihkan diri dan beristirahat, bersiap untuk liburan yang sebenarnya esok hari (sebenarnya nanti pagi, melihat sekarang sudah pukul 01.30 WITA)! Apa yang aku bayangkan saat mengingat bahwa sebentar lagi liburan akan dimulai? Tentu saja PANTAI! Yeah! Selamat tidur :D
Continue to BALI Journey: Day 2
Komentar
Posting Komentar