Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2010

Kisah Seorang Penyelam Mutiara

Suatu hari, ada seorang penyelam mutiara yang disewa oleh seorang majikan. Dia diperintahkan untuk menyelam dan mengumpulkan mutiara sebanyak-banyaknya dari dalam laut. Dan setiap mutiara itu akan dibayar sangat mahal oleh majikannya. Akhirnya dia diperlengkapi dengan segala peralatan menyelam. Baju selam, tabung oksigen, kaki katak, dan senter terpasang di badannya. Dia sudah bertekad untuk hanya mencari dan mengumpulkan mutiara sebanyak mungkin. Tapi ketika dia mulai menyelam dan akhirnya sampai di dasar laut, dia baru menyadari betapa indahnya dunia bawah laut itu. Bunga karang yang berwrna-warni dan melambai-lambai seakan melambaikan tangan padanya. Berbagai macam ikan-ikan saling berkejaran dengan riang seakan turut mengajaknya untuk bermain. Akhirnya dia lupa pada tujuan semula untuk mencari mutiara. Begitu sadar kalau oksigen di tabungnya sudah menipis, dia dengan tergesa-gesa mengambil mutiara seadanya dan memasukkannya pada kantung kecil. Dan ketika dia melihat o

Jurnal: Guru Seni Rupa

Konnichiwa! Saya mau nulis lagi nih! Kali ini tentang guru Seni Rupa baru di sekolah saya yang entah jenius atau be-e-ge-o, garing abis, becanda dengan muka serius, ngomong pabalieut kemana-mana. Pokonya baca aja deh, happy reading^^ Ceritanya ini waktu setelah istirahat pertama, kira-kira jam 10. Aku dan temenku baru balik dari mesjid, masuk kelas langsung belajar kimia. Waktu itu ga tau kenapa kepalaku tiba-tiba sakit (keanya g nyambung). Ya oke lah, jam pelajaran kimia selesai, langsung masuk jam pelajaran Seni Rupa. Emang sih sebelumnya anak-anak di kelas udah pada bilang kalo guru seni rupa tuh agak-agak gimana gitu. Tapi kirain ga separah ini. Jadi ceritanya gini, Sang Guru masuk kelas, langsung memperkenalkan diri, lalu bapak bilang, “Saya jangan dipanggil bapak karena saya masih muda, saya belum menikah. Nah sekarang kawan-kawan…” Dipotong oleh suara hati saya, ‘Oh, rasanya kita seumuran ya Pak!’ Gara-gara kata ‘kawan-kawan’ itu =.=’ Nah, beliau lanjut lagi, “Ka

Jurnal: Red-Letter Monday!

Oke, saya disini mau berbagi sedikit kegiatan saya hari ini. Mungkin ada hal menarik atau pelajaran yang bisa diambil didalamnnya. Happy reading^^ Hari ini, Senin tanggal 19 Juli 2010 aku melewati hari senin seperti biasanya (kirain sih gitu). Aku bangun pagi seperti biasa, berangkat sekolah seperti biasa. Tapi yang ngga biasa, aku mulai memikirkan apapun yang ada disekitarku (lumayan dari pada ngelamun, bisi kesambet XP) Nah, yang pertama, waktu aku lagi naik angkot, Alhamdulillah ga macet jadi perjalanannya Cuma 30 menit. Sekali-kalinya aku naik angkot di depan karena penuh. Disebelahku sepertinya teman Sang Supir, kerjaannya ngobrol mulu sama supirnya. Nah, tepat di perempatan lampu merah di bawah bypass, ketika angkot yang kunaiki hampir melewati perempatan, tiba-tiba Sang Lampu Lalu-Lintas berubah merah. Si Supir udah nginjek rem tuh mau berhenti, tapi kontan Si Temen Supir bilang, “Kagok Bos, terus aja.” Alhasil Si Supir merobos lampu merah padahal mobil dari kiri-kanan

Menentukan Tujuan Hidup

Kelas 12 adalah titik tombak awal menuju kedewasaan. Orang yang berada pada tahap ini harus bisa mempersiapkan diri untuk menjadi pribadi yang mandiri, dewasa, dan tidak bergantung pada orang lain. Tahap ini adalah tahap yang sangat kritis, tahap yang sangat menentukan fase kehidupan kita selanjutnya. Maka, hal penting yang harus kita lakukan adalah menentukan tujuan hidup. Tujuan hidup disebut juga visi, cita-cita, mimpi yang ingin kita capai di masa depan. Tujuan hidup ini sangat penting untuk mengarahkan langkah hidup kita. Misalnya saja, kita diperintahkan untuk menggambar beberapa bentuk masing-masing di atas potongan beberapa kertas, setelah itu kita diperintahkan untuk menyatukan semua bentuk itu menjadi gambar yang dapat dimengerti. Tanyakan gambar yang  sudah kita buat pada teman kita, apakah tebakan mereka sama dengan yang kita harapkan? Hal ini sangat sulit, sebab kita membuat langkah di atas kertas setelah itu baru menyatukannya sebagai tujuan hidup kita. Lain lagi

Yakinlah Anda Bisa!

Waktu saya lagi cari tugas, tiba-tiba saya nemu artikel yang bagus banget, dari blog orang sebenarnya, tapi saya ingin ada banyak orang yang membacanya jadi saya bagi artikel itu disini. Happy reading ^^ Ingatlah ketika Anda masih kecil, dan mencoba belajar berjalan.  saya yakin anda mengalami seperti ini: Pertama Anda harus belajar untuk berdiri : sebuah proses yang melibatkan seluruh tubuh, jatuh lalu kembali berdiri. Anda kadang tertawa serta tersenyum, tapi dilain waktu anda menangis dan meringis karena sakit. Entah, seperti ada tekad dan keyakinan dalam diri Anda bahwa Anda akan berhasil, apa pun dan bagaimanapun. Anda punya motivasi dalam diri Anda. Setelah banyak berlatih akhirnya Anda mengerti bagaimana keseimbangan diri Anda, sebuah persyaratan untuk kejenjang berikutnya. Anda menikmatinya dan seolah-olah punya kekuatan baru, punya motivasi baru. Anda akan berdiri dimana Anda suka – di tempat Anda, di sofa, di pangkuan ibu Anda, Bapak anda, atau pun seseorang.