Projective Test



Projective Test adalah tool untuk mengetahui kondisi emosi seseorang. Ketika dipadankan dengan Talents Mapping, keduanya insya Allah akan jadi tools yang mumpuni untuk kemajuan individu yang diasses tersebut.

Projective Test, ternyata sudah tidak asing untuk para jobseeker. Begitu juga aku. Jaman baru lulus S1, jadi jobseeker, setelah lolos tes potensi akademik, lanjut ke projective test yaitu tes gambar (dulu nggak tahu itu namanya projective test). Bisa berupa gambar rumah, orang, pohon, ataupun melengkapi gambar di 8 kotak. Ternyata tidak pernah lolos tahap ini.

Something wrong aku pikir. Tapi alhamdulillah akhirnya lolos di pekerjaan yang nggak pakai test ini. Selanjutnya kerja, nikah, hamil, resign, ngasuh anak. Saat jadi full IRT inilah something wrong itu terasa kuat lagi, tapi tak tahu harus bagaimana dan mencari solusi ke mana. Dan setelah itu kuliah S2, hamil anak kedua, lalu ngasuh 2 anak sambil tesis. Something wrong itu terasa semakin kuat lagi. Tapi masih bingung harus mencari solusi ke mana.

Setelah beberapa kali dilanda keterpurukan, akhirnya alhamdulillah dipertemukan dengan Bu Diah dan Pak Dandi. Ikut ini itu, singkat cerita akhirnya coba Projective Test. Hasilnya..complicated..dan semua yang dibilang Pak Dandi rasanya benar. Yang paling digarisbawahi adalah adanya konflik batin dan mental block yang berasal dari pengasuhan, inner child. Konflik batin berasal dari keinginan dalam diri yang berbenturan dengan keinginan orang-orang terdekat. Kata Pak Dandi padahal ada potensi intelejensi yang besar tapi terhalang oleh 'emosi yang belum tuntas' ini. Dari Pak Dandi disarankan untuk membaca buku Membasuh Luka Pengasuhan, dan mengerjakan tantangan di dalamnya sambil ikhtiar terapi pribadi dengan Bu Diah.

Pengen nangis tapi gak mungkin kan di depan bapak-bapak hehe. Tapi setelah dengar penjelasan Pak Dandi, rasanya ingin mengapresiasi diri sendiri. Betapa selama ini kamu sudah berjuang dan bertahan sampai di titik ini dengan kondisi kamu yang tak mudah. Tentu tak bisa disamakan dengan kondisi orang lain. Tapi kalau kamu tidak bertahan, mungkin kamu tidak akan ada di sini saat ini. Terima kasih diriku :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Handwriting Analysis (Analisis Tulisan Tangan/Grafologi) Bagian 2

Handwriting Analysis (Analisis Tulisan Tangan/Grafologi) Bagian 1

Teh Diah Mahmudah: Penulis Buku Anger Management yang Inspiratif