Betul Keluarga? Atau Hanya Sekumpulan Orang yang Tinggal Bersama?




Materi bedah buku trilogy positive parenting Dandiah semalam mengingatkan saya pada sebuah film drama Jepang yang berjudul Kazoku Game (Family Game). Banyak contoh kasus yang disebutkan oleh Bu Diah dan Pak Dandi di bedah buku semalam diceritakan juga dalam film drama tersebut. Sebuah keluarga yang terlihat sempurna dari luar tapi kenyataannya sangat bertolak belakang. Sampai-sampai saya sangat ingat dialog tokoh utama di film tersebut bahwa keluarga ini bukanlah sebuah keluarga, tapi hanyalah sekumpulan orang yang tinggal bersama. Apa saja dosa-dosa keluarga dalam film tersebut? Sang ayah hanya jadi mesin ATM yang sangat sibuk mencari nafkah dan hanya sempat bertemu anak istrinya di meja makan sekedar bertanya nilai yang didapat di sekolah. Sang ibu tak bisa mengatur anak-anaknya dan hanya bisa menjadi pelayan mereka karena takut dibenci anak-anaknya. Sang kakak seorang perfeksionis dan berambisi tinggi karena besarnya tuntutan orang tuanya kepadanya tetapi sebenarnya dia sangat stress hingga tidak ragu melakukan kejahatan. Sementara adiknya tidak mau sekolah karena dibully teman-temannya yang padahal semua itu berawal dari bully-an di rumah dari keluarganya, orang tuanya bahkan tak sedikit membandingkan dia dengan kakaknya yang dianggap lebih berprestasi.

Keluarga seperti ini terlihat sangat sempurna dari luar, sempurna bagi tetangga-tetangga dan teman-teman yang melihatnya. Tapi nyatanya keluarga ini sangat rapuh. Sang ayah yang tidak merasakan kehangatan di rumah akhirnya tergoda rekan kerja di kantornya. Sang ibu yang tidak pernah punya waktu dengan suaminya akhirnya memilih bermain judi online dan bangkrut. Sang kakak yang hanya tau menjadi yang terbaik, sama sekali tidak memiliki kedekatan emosi dengan orang tua dan adiknya. Sang adik pun menjadi orang yang rendah diri, tidak pandai bersosialisasi, dan terlihat tidak memiliki semangat hidup, hanya bermain game di kamar seharian.

Film ini sudah lama sekali saya tonton, tapi saya tidak bisa melupakan betapa pedihnya tragedi dalam film tersebut karena terbawa alur cerita. Saya pikir film tersebut hanya fiksi saja. Namun, seiring bertambahnya usia saya mendengar banyak cerita, juga dari pemaparan Bu Diah dan Pak Dandi semalam, ternyata semua itu nyata. Subhanallah. Sebenarnya apa yang salah? Siapa yang salah?

Dari bedah buku trilogy positive parenting Dandiah, ternyata isu keluarga ini sangat kompleks, banyak hal yang menjadi faktor. Mulai dari hilangnya fitrah ayah bunda, isu luka pengasuhan, ketiadaan sosok ayah untuk keluarganya, sampai tidak tertunaikannya hak-hak anak. Melalui pengalaman bertahun-tahun di bidang psikologi, terutama sebagai Marital Counselor, Bu Diah dan Pak Dandi mengupas tuntas permasalahan ibu, ayah, dan anak ini dalam sebuah buku trilogy positive parenting. Buku Membasuh Luka Pengasuhan hadir untuk membantu sang ibu berdamai dengan inner childnya, si kerdil yang masih haus kasih sayang, agar bisa memberikan kasih sayang full time kepada suami dan anak-anaknya. Buku Ayah Tangguh hadir untuk membimbing sang ayah menjadi sang pahlawan keluarga, yang mampu membuat keluarganya utuh dan memiliki daya lenting. Dan yang terakhir, Buku Membayar Utang Pengasuhan membantu ayah dan bunda untuk menjadi orang tua yang dirindukan anak-anaknya.

Mendengar pemaparan ketiga buku ini, masya Allah, terasa seperti tokoh utama di akhir cerita film Kazoku Game tadi. Sang tokoh utama menjadi penggerak hadirnya satu tragedi demi tragedi yang terjadi di keluarga itu yang tiap-tiap tragedinya membuat keluarga itu berinteraksi secara emosional, melepaskan emosi-emosi yang lama terpendam, hingga luruh batas virtual antaranggota keluarga. Setelah jurang keputusasaan dilewati, akhirnya keluarga itu bangkit, dengan jiwa yang baru dan hubungan yang baru. Kali ini benar-benar menjadi keluarga yang seutuhnya, bukan lagi hanya sekumpulan orang yang tinggal bersama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Handwriting Analysis (Analisis Tulisan Tangan/Grafologi) Bagian 2

Handwriting Analysis (Analisis Tulisan Tangan/Grafologi) Bagian 1

Teh Diah Mahmudah: Penulis Buku Anger Management yang Inspiratif