VBAC Bukan Modal Nekat

VBAC hanyalah satu jalan yang Allah sediakan untuk saya sebagai mahasiswa biokimia untuk mengaplikasikan apa yang selama ini sudah dipelajari. Ya, selama ini saya tahu bahwa jika saya memilih untuk mempelajari biokimia, suatu saat pasti akan terpakai dalam kehidupan sehari-hari. Dan kesempatan untuk VBAC ini adalah salah satu kesempatan yang Allah berikan untuk saya jalankan.

Dalam biokimia terdapat 3 hal pokok yang selalu dipelajari, yaitu fungsi dan struktur biomolekul, bioenergetika dan metabolisme, dan sistem informasi genetika. Kuliah bagi saya tidak hanya untuk mengejar nilai dan gelar, tapi selalu ada sesuatu dari dalam kelas yang bisa dibawa ke dunia nyata. Salah satunya jika kita menguasai materi bioenergetika dan metabolisme. Metabolisme adalah rangkaian reaksi dalam satu jalur reaksi yang terjadi dalam tubuh, sedangkan bioenergetika adalah sistem penyediaan energi untuk berbagai reaksi dalam tubuh. Dari sini dapat diketahui bahwa tubuh manusia sungguh luar biasa. Bahwa segala reaksi biokimia dalam tubuh yang kompleks itu menghasilkan manusia dapat meregulasi dirinya sendiri tanpa banyak intervensi dari luar. Dan jika kita menguasai sistem informasi genetika, kita tahu bahwa segala solusi dari permasalahan manusia sebenarnya ada dalam tubuhnya sendiri.

Jadi jika saya memutuskan ingin VBAC, saya bukan nekat, saya belajar dan melandasinya dengan ilmu yang selama ini sudah saya pelajari. Saya yakin dan tahu pasti bahwa luka itu sifatnya pasti sembuh selama kita penuhi hak tubuh dengan makanan sehat berimbang, gaya hidup sehat, pikiran positif, dan banyak bergerak. Tubuh manusia sesungguhnya luar biasa karena diciptakan oleh Dzat yang tak diragukan Kebesaran-Nya.

Pesan terakhir dari kuliah Prof. Zeily hari ini adalah sesungguhnya jika kita sudah mempelajari biokimia, jika kita sakit maka kita seharusnya bisa menentukan sendiri tindakan yang harus dipilih, tidak begitu saja manut dengan vonis dokter karena kita sudah tahu bagaimana metabolisme dalam tubuh kita sendiri. Pun dokter bisa jadi salah diagnosa karena itu penting untuk mencari second bahkan third opinion. Juga kesembuhan itu bukan berasal dari dokter atau obat atau treatment yang kita jalankan, solusi segala penyakit sebenarnya ada dalam diri kita sendiri. Semangat dan optimis untuk sembuh justru menjadi kunci kesembuhan dibarengi berbagai ikhtiar yang dilakukan. Karena dengan adanya semangat dan optimisme ini, tubuh menjadi dapat meregulasi dirinya dengan baik mengusahakan kesembuhan tersebut, berbeda jika dari awalnya kita sudah pesimis dan patah semangat.

Pun begitu pula dengan VBAC. Luka jahitan dapat sembuh dengan asupan protein yang tinggi sehingga dapat terhindar dari ruptur rahim. Pembukaan kembali rahim dengan SC berulang justru akan kembali melemahkan rahim sehingga resiko ruptur rahim semakin meninggi. Ketuban pecah dini dapat diatasi dengan menebalkan selaput ketuban yang terdiri dari kolagen dengan banyak asupan vitamin C. Untuk merangsang mules tak perlu induksi dengan oksitosin buatan karena tubuh kita pun mampu memproduksinya hanya dengan melakukan hal-hal yang membuat kita bahagia. Persalinan bisa macet saat produksi oksitosin berhenti karena hal-hal yang membuat kita takut dan marah akan menghasilkan hormon stress yang disebut adrenalin. Karena itulah sebenarnya jika persalinan macet, bukan induksi yang sebenarnya dibutuhkan sang ibu, melainkan kondisi yang tenang dan nyaman. Diteriakin dan dimarahin bidan dan dokter justru akan berefek sebaliknya.

Sayangnya justru dokter dan bidan yang mengutamakan sang ibu justru semakin sedikit. Lebih banyak yang mengutamakan keilmuannya dengan alasan demi menyelamatkan nyawa ibu dan anak tetapi melupakan potensi besar dalam tubuh manusia. Lalu tubuh yang tak dipercaya lagi lama-lama akan kehilangan kemampuannya dan pasrah dengan intervensi sehingga manusia semakin jauh dari fitrahnya.

Mungkin orang jaman dulu tidak punya pilihan lain, jika sudah pernah sesar maka pasti sesar lagi. Lalu jika sekarang saya punya pilihan antara sesar lagi dan VBAC, mengapa saya tidak ambil VBAC? Apalagi sudah tau ilmunya. Keduanya sama-sama ada resikonya, bahkan melahirkan untuk yang pertama kali itu sendiri ada resikonya. Tentunya tidak serta merta nekat ambil VBAC dong, tapi ilmunya dipakai untuk mengurangi resiko-resiko yang ada jika memilih VBAC.

*Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mendiskreditkan tenaga medis dan kesehatan. Hanya mengambil sudut pandang lain dari pembelajar biokimia.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Handwriting Analysis (Analisis Tulisan Tangan/Grafologi) Bagian 2

Handwriting Analysis (Analisis Tulisan Tangan/Grafologi) Bagian 1

Teh Diah Mahmudah: Penulis Buku Anger Management yang Inspiratif