[NHW #5] MIIP #4: Belajar Bagaimana Caranya Belajar

Setelah malam ini kita mempelajari tentang “Learning How to Learn” maka kali ini kita akan praktek membuat *Design Pembelajaran* ala kita.

Kami tidak akan memandu banyak, mulailah mempraktekkan "learning how to learn" dalam membuat NHW #5.

Munculkan rasa ingin tahu bunda semua tentang apa itu design pembelajaran.

Bukan hasil sempurna yg kami harapkan, melainkan "proses" anda dalam mengerjakan NHW #5 ini yg perlu anda share kan ke teman-teman yg lain.

Selamat Berpikir, dan selamat menemukan hal baru dari proses belajar anda di NHW #5 ini.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

NHW #5 ini jujur bagi saya merupakan NHW tersulit dari NHW-NHW sebelumnya. Sebabnya bukan karena soalnya susah, melainkan justru karena saya tidak terbiasa mengerjakan tugas seperti ini. Ya, tiba-tiba saya langsung terbayang betapa di sekolah dulu saya selalu di atas rata-rata jika mengerjakan soal eksak yang jawabannya pasti hanya satu dan jarang saya kesulitan mengerjakannya. Saya hanya tinggal mempelajari teorinya, melihat rumusnya dan menerapkannya, voila dan jadilah jawaban. Namun, untuk soal-soal yang memberikan kebebasan, saya justru malah kebingungan dan harus berusaha lebih keras mengerjakannya. Teringat waktu SMA dulu saya sampai nangis jungkir balik untuk mengerjakan tugas seni rupa. Menyadari hal ini saya cuma bisa berpikir bahwa saya tipe otak kiri yang biasa memproses ilmu-ilmu eksak dan otak kanan saya yang memproses ilmu-ilmu seni dan kreativitas masih kurang terlatih. Saya jadi sadar ternyata saya masih kaku. Entah ini sudah suratannya sejak lahir (faktor gen) atau pengaruh asuhan dari lingkungan keluarga dan sekolah atau mungkin keduanya.

Saking bingungnya mau mengerjakan, saya sampai sengajakan untuk terlambat mengumpulkan supaya dapet "clue" selanjutnya tentang NHW ini. Ternyata saya malah jadi siswa yang tugasnya ga diterima karena "tidak melakukan apa-apa" padahal tidak ada jawaban benar atau salah dalam tugas ini. Tapi yasudah setelah dapat "clue" saya jadi mau mengerjakan.

Awalnya saya pikir desain pembelajaran itu semacam kurikulum yang rinci atau RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang biasa dibuat dan digunakan oleh guru sebelum mengajar di kelas. Otak sepertinya langsung ter-set ke sana gara-gara di tempat kerja saya membuat yang demikian. Membayangkan membuat RPP yang rinci saya butuh berjam-jam, jadilah saya urung mengerjakan NHW (ditambah saya juga perfeksionis sih). Tapi kali ini saya tuliskan saja semampu saya.

Saya sendiri masih berusaha mengeksplor belajar caranya belajar ala saya. Yang sampai saat ini sudah saya temukan efektif untuk saya adalah belajar ketika butuh. Jadi misalnya saya mau menjalani ujian kimia analitik yang bab-babnya dan tipe-tipe soalnya seperti ini, maka saya mulai mempelajari bab-bab yang akan diujikan dan berlatih tipe-tipe soal yang akan diujikan. Dengan cara ini saya bisa mengingat materi sekitar 80%. Sedangkan sewaktu mengikuti perkuliahan di kelas, barangkali kurang dari 40% saja materi yang saya ingat. Lalu ketika akan menikah, saya sudah sering membaca materi tentang pernikahan dan parenting, tapi semuanya tidak lebih saya ingat dibanding ketika saya mencari informasi ketika saya butuh. Misalnya ketika saya ingin tahu tentang keuangan syariah, saya mencari buku tentang itu dan membacanya sehingga saya lebih ingat dibanding menggugurkan kewajiban membaca satu buku apapun tiap bulan misalnya, setelahnya saya akan lupa lagi isinya.

Mengetahui hal tersebut mungkin desain pembelajaran untuk saya adalah dengan membuat target ingin mempelajari apa per waktu tertentu. Setelah itu mencari literatur yang diperlukan dan mempelajarinya. Namun, masih ada kekurangan dalam diri saya yaitu saya masih moody-an. Jadi ketika saya semangat untuk mempelajari, saya akan menyelesaikannya dengan cepat. Tapi jika sudah tidak semangat malah tidak lagi dipelajari sama sekali. Lalu nanti bisa saja semangat saya muncul lagi dan bisa belajar lagi. Untuk konsisten pada komitmen juga masih sulit, jadi ketika semangatnya hilang jadinya tidak dikerjakan. Itulah yang masih membuat saya kesulitan untuk "keep on track" pada entah itu target, checklist, atau komitmen. Saya berharap bisa menemukan solusi dari permasalahan belajar saya ini di IIP.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Handwriting Analysis (Analisis Tulisan Tangan/Grafologi) Bagian 2

Handwriting Analysis (Analisis Tulisan Tangan/Grafologi) Bagian 1

Teh Diah Mahmudah: Penulis Buku Anger Management yang Inspiratif