The 7 Habits for Highly Effective College Students


Menjalani hidup sebagai mahasiswa tentu berbeda dengan menjalani hidup pada sebagai siswa SMA. Jika siswa dikatakan sebagai remaja, maka mahasiswa adalah dewasa muda. Tantangan hidup dan masalah yang muncul tentu berbeda dengan masalah remaja. Apakah mudah bagi seorang mahasiswa baru untuk menjalani kehidupan sebagai mahasiswa? Tentu tidak. Mengapa? Karena mereka masih membawa kebiasaan mereka ketika menjadi siswa SMA yang tentu saja tidak akan efektif untuk memecahkan masalah-masalah yang akan mereka hadapi di kehidupan kampus. Karena itu pula, banyak mahasiswa baru yang gagal pada tahap persiapan bersama. Adakah cara untuk mengubah diri siswa SMA menjadi mahasiswa? Tentu ada, yaitu dengan menerapkan “The 7 Habits® of Highly Effective College Students”.

“The 7 Habits® of Highly Effective Students” merupakan program yang berasal dari “The 7 Habits® for Highly Effective People” yang dicetuskan oleh Stephen R. Covey. Program ini bertujuan untuk membantu para mahasiswa baru agar menjadi lebih efektif dalam menghadapi tantangan-tantangan baru dalam kehidupan kampus. Bagaimana bisa program ini membantu menghadapi tantangan kehidupan kampus? Dengan menjalankan dan membiasakan ketujuh kebiasaan yang ada dalam The 7 Habits®. Ketujuh kebiasaan itu adalah...

1. Menjadi Proaktif®

2. Mulai dengan Tujuan Akhir®

3. Dahulukan Yang Utama®

4. Berpikir Menang-Menang®

5. Berusaha Memahami Dulu, Baru Dipahami®

6. Wujudkan Sinergi®

7. Asahlah Gergaji®


Ketujuh kebiasaan ini mengajarkan bagaimana kita menjadi meraih kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan yang efektif akan didapat jika kita sudah menjadi pribadi yang efektif dalam memimpin diri sendiri (Kemenangan Pribadi) dengan membiasakan kebiasaan pertama hingga ketiga baru kemudian sukses dalam bekerja sama dan memimpin orang lain (Kemenangan Publik) dengan membiasakan kebiasaan keempat hingga keenam dan menyempurnakannya dengan kebiasaan ketujuh. Berikut adalah penjelasan masing-masing dari ketujuh kebiasaan tersebut.

1. Menjadi Proaktif®
Pertama, menjadi proaktif. Proaktif adalah kebalikan dari reaktif. Apa perbedaan antara orang yang berlaku reaktif dan proaktif? Orang yang reaktif akan merespon stimulus secara spontan dan tanpa berpikir panjang sedangkan orang yang proaktif akan berhenti sejenak dan berpikir dahulu untuk memilih tindakan apa yang akan mereka ambil ketika akan merespon suatu stimulus. Penting bagi kita untuk menjadi proaktif karena kita harus memegang kendali hidup kita sendiri. Jangan biarkan orang yang lain yang membuat kita bertindak, tapi kita yang harus menentukan tindakan kita sendiri karena kita punya kesempatan untuk memilih. Dengan berhenti sejenak dan berpikir sebelum mengambil keputusan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kebahagiaan kita.

2. Mulai dengan Tujuan Akhir®
Kedua, mulai dengan tujuan akhir. Tidak ada seorang pun dari kita yang tahu bagaimana masa depan kita, tetapi ada cara untuk mengetahuinya, yaitu dengan cara membuat masa depan kita sendiri. Kita rancang sendiri masa depan kita lalu tentukan visi dan misi hidup kita. Menentukan visi atau tujuan hidup itu penting karena secara tidak sadar, tujuan hidup kita itu akan menjadi landasan pada setiap kegiatan yang kita lakukan sehingga akan membawa kita pada tujuan akhir kita. Hubungan antara kebiasaan pertama dan kedua adalah dengan membuat tujuan hidup, kita dapat mengambil keputusan dengan mudah.

3. Dahulukan Yang Utama®
Ketiga, dahulukan yang utama. Kebiasaan ini mengajarkan kita untuk selalu mendahulukan dan memfokuskan hal-hal yang penting. Terkadang kita selalu merasa tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan semua kegiatan yang ingin kita lakukan. Kita merasa bahwa 24 jam sehari itu tidak cukup. Mengapa bisa seperti itu? Itu karena kita tidak bisa menentukan mana yang harus diutamakan dan mana yang tidak. Dalam hal ini, kita dikatakan tidak bisa mengatur waktu. Dengan banyaknya hal yang harus kita lakukan sebagai mahasiswa, kita diharapkan membuat daftar prioritas. Membuat planner dan memisahkan hal-hal yang penting, tidak penting, mendesak, dan tidak mendesak akan membantu kita memanfaatkan waktu secara maksimal. Hubungan kebiasaan kedua dan ketiga adalah dengan menentukan prioritas, kita akan dapat lebih mudah berjalan menuju tujuan hidup kita.

4. Berpikir Menang-Menang®
Keempat, berpikir menang-menang. Mulai dari sini, kebiasaan yang disebutkan merupakan kebiasaan yang berhubungan dengan kesuksesan kita dalam kepemimpinan. Berpikir menang-menang merupakan kebiasaan untuk selalu memikirkan dan mencari jalan sedemikian rupa agar kedua pihak yang berelasi saling mendapat untung. Kebiasaan ini didasari oleh prinsip bekerja sama. Dalam keorganisasian atau kepemimpinan, kita jangan berpikir untuk berkompetisi. Bekerja sama dalam keorganisasian merupakan hal yang penting karena dengan berpikir menang-menang kita akan mendapatkan hubungan yang lebih bisa dipercaya dengan relasi-relasi kita.

5. Berusaha Memahami Dulu, Baru Dipahami®

Kelima, memahami terlebih dahulu baru dipahami. Memahami orang lain dengan menjadi pendengar yang baik akan menghasilkan kepercayaan dari orang tersebut. Ketika kita mendengarkan dan berusaha memahami orang lain, mereka akan menjadi yakin bahwa kita peduli terhadap kebutuhan mereka. Ketika mereka yakin bahwa kita peduli pada mereka, maka mereka pun akan lebih peduli kepada kita dan akhirnya tercipta rasa saling percaya. Rasa saling percaya ini akan membuka jalan bagi kita dan mereka untuk berpikir menang-menang.

6. Wujudkan Sinergi®

Keenam, wujudkan sinergi. Sinergi terjadi ketika dua orang atau lebih menghasilkan sesuatu yang lebih baik hasilnya dibandingkan dari hasil bila dilakukan masing-masing. Mewujudkan sinergi berarti menghargai perbedaan dan meyakini bahwa bersama-sama lebih baik daripada sendirian. Dengan bersinergi atau mewujudkan kerja sama, kita diajarkan untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah yang membuat semua pihak merasa nyaman. Hubungan kebiasaan keenam dengan keempat dan kelima adalah dengan mewujudkan sinergi, dapat tercipta jalan ketiga yang membuat semua pihak merasa nyaman (menang-menang) sehingga terjadi rasa saling percaya diantara pihak-pihak yang bekerja sama.

7. Asahlah Gergaji®

Ketujuh, asahlah gergaji. Mengasah gergaji mengajarkan kita untuk selalu memperbaharui diri, baik tubuh, hati, pikiran, maupun jiwa sehingga kita akan senantiasa menjadi pribadi yang lebih efektif dalam segala bidang hidup kita. Mengasah gergaji akan memungkinkan kita untuk menghadapi tantangan hidup sehari-hari. Memperbaharui diri bisa kita lakukan dengan memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hal-hal untuk mengembangkan diri dan melakukan hal-hal yang berguna seperti berelaksasi untuk memperbaharui jiwa, membangun persahabatan untuk memperbaharui hati, membaca untuk memperbaharui pikiran, dan berolahraga untuk memperbaharui tubuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Handwriting Analysis (Analisis Tulisan Tangan/Grafologi) Bagian 2

Handwriting Analysis (Analisis Tulisan Tangan/Grafologi) Bagian 1

Senna's VBAC Story